Press "Enter" to skip to content

Kapolres Pasaman  AKBP Hasanuddin S.Ag ” Memetik Buah Ramadhan”

Polres Pasaman,Sumatera Barat.

Kapolres Pasaman  AKBP Hasanuddin S.Ag mengisi ceramah dalam rangka Idul Fitri bertempat di mesjid Raya Tanjung Beringin Lubuk Sikaping, Jum’at (07/06/2019)

Kapolres Pasaman  AKBP Hasanuddin S.Ag  dalam  ceramah singkatnya menyampaikan Tentang ” Memetik Buah Ramadhan” yang diawali dengan pembacaan Surat  (QS al-Baqarah [2]: 183). yang bermakna Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar
kalian bertakwa

Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Hanya dengan takwa kita akan menggapai keberkahan hidup, terhindar dari berbagai kesempitan, dan disayang oleh Zat Yang Maha Penyayang. Tanpa terasa kita sudah di penghujung Ramadhan. Bulan yang agung ini ,sebentar lagi akan meninggalkan kita. Kita tidak tahu, apakah kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan? Lalu, sudahkah kita  memanfaatkan momentum Ramadhan ini dengan maksimal? Sudahkah ketakwaan kita bertambah melalui puasa Ramadhan kali ini? Ingat, buahRamadhan adalah ketakwaan.

Seharusnya, setelah ditempa selama hampir sebulan puasa, kita sudah, berubah menjadi hamba Allah yang lebih bertakwa. Menarik apa yang disampaikan Umar bin Abdul Aziz rahimahulLâh, sebagaimana dikutip Imam as-Suyuthi dalam Ad-Durr al-Mantsûr, berkata Perlu kiranya kita memahami bagaimana hakikat takwa ini. Imam Ali ra
menjelaskan hakikat takwa ini, dan prasyaratnya. Takwa adalah

Pertama, dia hanya takut kepada Allah. Dia yakin bahwa Allah Maha Melihat, Allah Maha Tahu dan Maha
segalanya. Dia pun yakin terhadap yang ghaib lainnya yang dikabarkan oleh Allah melalui Rasul-Nya: adanya malaikat yang selalu mengawasinya 24 jam penuh tanpa jeda, merekam semua aktivitas manusia tanpa kecualinya.

Yang kedua, orang yang bertakwa adalah amalu bi tanzil yakni melaksanakan ketaatan kepada Allah, dalam kondisi suka maupun berat hati. Ketika Allah memanggil mereka untuk melaksanakan shalat, mereka akan bergegas shalat karena mereka menyadari itu adalah perintah Allah. Ketika Allah perintahkan membayar zakar, mereka keluarkan zakat itu. Ketika Allah perintahkan berbuat baik kepada orang tuanya, dengan senang hati mereka membahagiakan orang tuanya. Dan ketika Allah perintahkan menerapkan syariah-Nya, mereka berada di garda terdepan
mendakwahkan dan memperjuangkan Islam.

yang ketiga Di sanalah kita akan ditimbang amal kita. Siapa yang amal baiknya lebih berat timbangannya daripada amal buruknya, maka surga balasannya. Sebaliknya, jika amal buruknya lebih berat, neraka adalah yang paling
pantas baginya. Lalu sudahkah di hari-hari terakhir Ramadhan ini kita sudah mencapai  derajat takwa tersebut? Tanya diri kita masing-masing, apakah Ramadhan ini mengukirkan pada diri kita ketakutan hanya kepada Allah semata?

Sudahkah nafsu berhasil kita tundukkan sehingga kita rela dengan seluruh perintah dan larangan Allah? Sudahkah kita ridha untuk melaksanakan ketaatan tanpa dalih-dalih lagi? Kalau belum, di sisa waktu Ramadhan ini mari kita tingkatkan lagi amaliyah kita seraya memahami makna takwa yang hakiki. Jangan siasiakan waktu yang ada. Semoga, ketika Ramadhan meninggalkan kita, kita telah berubah menjadi manusia baru. Manusia yang bertakwa,
manusia yang taat kepada Allah dan menjadi manusia yang dibanggakan oleh Rasulullah SAW. Aamiin

“Saat ini ilmu duniawi lebih banyak diterima anak-anak dari pada ilmu ukhrowi atau agama , untuk itu mari kita berikan lebih banyak pelajaran agama kepada keluarga.”tutup Kapolres Pasaman  AKBP Hasanuddin S.Ag

Be First to Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mission News Theme by Compete Themes.